(LAPORAN FARMASI FISIKA FARMASI) PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS

PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS
(Air, Etanol, Aseton, Air Es)
. Tujuan
Mahasiswa dapat menentukan kerapatan dan bobot jenis bermacam – macam zat (air, etanol, aseton, air es).
Dasar Teori
Kerapatan merupakan massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitif, dengan demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat. (Martin,1993)
Suatu rapatan diperoleh dengan membagi massa suatu objek dengan volumenya:
(d) = massa (m)
Volume (V)
Sifat ekstensif adalah suatu sifat yang besarnya tergantung pada jumlah bahan yang sedang diselidiki. Sifat ekstensif meliputi massa maupun volume. Sifat intensif adalah suatu sifat yang tidak tergantung pada jumlah bahan. Rapatan merupakan perbandingan antara massa dan volume. Sifat – sifat intensif umumnya dipilih oleh para ilmuwan untuk pekerjaan ilmiah karena tidak tergantung pada jumlah bahan yang sedang diteliti. (Martin, 1990)
Perbandingan yang dinyatakan dalam decimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah diketahui disebut rapat jenis. Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau udara untuk gas. Dalam dunia farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan. (Lachman, 1994)
Bobot jenis suatu zat merupakan perbandingan antara bobot zat terhadap air volume sama yang ditimbang di udara pada suhu yang sama. Penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25° C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang telah ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 25°C zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada masing – masing monografi, dan mengacu pada air pada suhu 25°C.
(Depkes RI, 1995)
Tabel Kerapatan Air (Depkes RI,1995)
Suhu (°C) Bobot per liter air (gr)
20
25
30
997,18 atau 0,99718 ml
996,02 atau 0,99602 ml
994,62 atau 0,99462 ml
Titik Beku dan Titik Didih
Zat Titik Beku Titik Didih
Etanol 70%
Aseton
- 114,49
°C
- 94,82
°C
78,4°C
56,53°C
Bobot jenis (Depkes RI,1995)
Etanol 70% : 0,8860 – 0,8883
Aseton : tidak lebih dari 0,789
Alat dan Bahan
Alat:
1. Neraca Elektrik merk (“ KERN EMB 500-1”)
2. Piknometer dengan termometer
merk (“ Brand Duran Germany ”)
3. Tissue
4. Baskom (“SAP Quality”)
5. Beaker glass (“ PYREX “)
Bahan:
1. Air
2. Etanol 70%
3. Aseton
4. Air Es
Cara Kerja
o Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
Ditimbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan seksama.
¯
Diisi piknometer dengan air hingga penuh, lalu rendam dalam air es hingga suhu ± 2°C di bawah suhu percobaan yaitu 25°C.
¯
Diangkat dari air es biarkan pipa kapiler terbuka dan suhu air naik sampai mencapai suhu percobaan
(25°C) lalu tutup pipa kapiler piknometer.
¯
Dibiarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar (27°C). Air yang menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan seksama.
¯
Dilihat dalam tabel berapa kerapatan air pada suhu percobaan yang digunakan untuk menghitung volume air = volume piknometer
¯
Cara perhitungan :
Bobot piknometer + air = A (gram)
Bobot piknometer kosong = B (gram) –
Bobot air = C (gram)
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = r air
Volume piknometer =
C (gram)
r air (gram / ml)
o Penentuan kerapatan dan berat jenis zat cair ( etanol 70%)
Lakukan pengukuran etanol 70%
dengan menggunakan piknometer yang sama seperti pada percobaan A. Misal bobot zat X = D (gram)
¯
Bobot piknometer kosong = B (gram)
¯
Volume piknometer = Vp (ml)
¯
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = r air
¯
Kerapatan etanol dihitung dengan cara :
r = D - B (gram)
Vp (ml)
= ......... gram. ml -1
¯
Berat jenis etanol 70% dihitung dengan cara :
d = r etanol
r air
¯
Ditentukan kerapatan dan bobot jenis aseton dan air es, dengan cara yang sama di atas.
c). Penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat yang kerapatan dan berat jenisnya lebih besar dari air
Lakukan penimbangan zat padat (misal gotri) yang akan ditentukan kerapatannya dengan seksama. Misal bobot = X (gram)
¯
Masukkan gotri tersebut dalam piknometer, isi piknometer dengan air hingga penuh. Tutup piknometer dan cairan yang menempel usap dengan tissue. Lakukan penimbangan dengan memperhatikan suhu percobaan sama seperti percobaan A. Misal bobot = Y (gram)
¯
Bobot piknometer kosong = B (gram)
¯
Bobot air = C (gram)
¯
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = r air
¯
Kerapatan gotri dihitung dengan cara
:
Bobot piknometer + gotri + air = Y (gram)
Bobot gotri = X (gram)
Bobot piknometer + air (Y – X) = Z (gram)
Bobot air (Z – B) = W (gram)
Bobot air yang ditumpahkan (C – W) = Q (gram)
Volume air yang ditumpahkan = volume gotri (ml)
V gotri = Q (gram)
r air (gram / ml)
¯
Kerapatan gotri dihitung dengan cara
:
r gotri = Bobot gotri / X (gram)
Volume gotri / V gotri (ml)
¯
Berat jenis gotri dihitung dengan cara
:
d gotri = r gotri
r air
d). Penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat yang kerapatan dan berat jenisnya lebih kecil dari air
Paraffin
Cairkan Paraffin, masukkan gotri ke dalamnya dan biarkan memadat.
¯
Ratakan paraffin yang menempel pada gotri supaya membentuk bulatan, sehingga bisa dimasukkan ke dalam piknometer.
¯
Timbang Paraffin + gotri dengan seksama = E (gram)
¯
Masukkan gotri + paraffin ke dalam piknometer, isi air ke dalamnya hingga penuh dan tutup. Usap air yang menempel dengan tissue, lalu rendam dalam air es hingga suhu ± 2°C di bawah suhu percobaan.
¯
Tutup piknometer, biarkan pipa kapiler terbuka dan suhu air naik sampai mencapai suhu percobaan lalu tutup pipa kapiler piknometer.
¯
Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar. Air yang menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan seksama.
¯
Bobot piknometer kosong = B (gram)
¯
Bobot air = C (gram)
¯
Bobot gotri = X (gram)
¯
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = r air
¯
Kerapatan paraffin dihitung dengan cara :
Bobot paraffin + gotri + piknometer +
air = F (gram)
Bobot paraffin + gotri
= E (gram) -
Bobot piknometer + air = D (gram)
Bobot piknometer kosong =
B (gram) -
Bobot air
= M (gram)
Bobot air yang ditumpahkan (C – M) = L (gram)
Volume air yang ditumpahkan = Volume
Paraffin
V paraffin = L - V gotri
r air
= K (ml)
Bobot paraffin (E – X) = J (gram)
¯
Kerapatan Paraffin / r paraffin
= J (gram)
K (ml)
¯
Berat jenis Paraffin dihitung dengan cara :
d paraffin = r paraffin
r air
HASIL DAN PENGOLAHAN
Data Percobaan Penentuan Kerapatan Dan Bobot Jenis
Piknometer 1
a. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
Bobot piknometer + air = 56,15 g
Bobot piknometer kosong =
31 ,42 g –
Bobot air = 24,73 g
Kerapatan air pada suhu percobaan =
r air = 0,99602 g/mL (FI IV hal. 1221)
Volume piknometer (Vp) = bobot air
r air
=
= 24,8288 mL
r air =
=
= 0.99602 gram/mL
b. Penentuan kerapatan zat cair (Etanol 70% dan aseton)
1) ETANOL 70%
Bobot piknometer + etanol 70% = 53,76 g
Bobot piknometer kosong = 31,4 2 g
Bobot etanol 70%
= 22,34 g
Volume piknometer (Vp) = 24,8288 mL
Kerapatan air pada suhu percobaan = r air = 0,99602 g/mL
Kerapatan etanol (r etanol 70% )
= bobot etanol 70%
Vp
=
=
0,8997 gram/mL
Berat jenis etanol 70% (d) =
=
=
0,9034
2) ASETON
Bobot piknometer + aseton
= 50,97 g
Bobot piknometer kosong = 3 1 , 42 g
Bobot aseton
= 19,42
Volume piknometer (Vp)
= 24,8288 mL
Kerapatan air pada suhu percobaan = r air = 0,99602 g/mL
Kerapatan aseton (r aseton) =
bobot aseton
Vp
=
=
0,7874 gram/mL
Berat jenis
aseton =
=
=
0,7905
3) Air Es
Bobot piknometer + air es
= 56,23 g
Bobot piknometer kosong = 3 1 , 42 g
Bobot air es = 24,81 g
Volume piknometer (Vp)
= 24,8288 mL
Kerapatan air pada suhu percobaan = r air = 0,99602 g/mL
Kerapatan air es
= bobot air es
Vp
=
=
0,9992 gram/mL
Berat jenis =
=
= 1,0032
Piknometer 2
· Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
Bobot piknometer + air = 57,62 g
Bobot piknometer kosong =
33 ,18 g –
Bobot air = 24,44 g
Kerapatan air pada suhu percobaan =
r air = 0,99602 g/mL (FI IV hal. 1221)
Volume piknometer (Vp) = bobot air
r air
=
= 24,5376 mL
r air =
=
= 0.99602 gram/mL
· Penentuan kerapatan zat cair (Etanol 70% dan aseton)
o ETANOL 70%
Bobot piknometer + etanol 70% = 55,36 g
Bobot piknometer kosong = 3 3 , 18 g
Bobot etanol 70%
= 22,18 g
Volume piknometer (Vp) = 24,5376 mL
Kerapatan air pada suhu percobaan =
r air = 0,99602 g/mL
Kerapatan etanol (r etanol 70% )
= bobot etanol 70%
Vp
=
=
0,9039 gram/mL
Berat jenis etanol 70% (d) =
=
= 0,9075
o ASETON
Bobot piknometer + aseton
= 52,72 g
Bobot piknometer kosong = 3 3 , 18 g
Bobot aseton
= 19,54
Volume piknometer (Vp)
= 24,5376 mL
Kerapatan air pada suhu percobaan =
r air = 0,99602 g/mL
Kerapatan aseton (r aseton) =
bobot aseton
Vp
=
= 0,7963 gram/mL
Berat jenis aseton =
=
=
0,7995
o Air Es
Bobot piknometer + air es
= 58,14 g
Bobot piknometer kosong = 3 3 , 18 g
Bobot air es = 24,96 g
Volume piknometer (Vp)
= 24,5376 mL
Kerapatan air pada suhu percobaan =
r air = 0,99602 g/mL
Kerapatan air es = bobot
air es
Vp
=
= 1,0172 gram/mL
Berat jenis =
=
= 1,0212
Data Kelompok 3
c. Penentuan kerapatan zat cair
a. Penentuan volume piknometer 1 pada suhu percobaan
Bobot piknometer + air = 58,07 g
Bobot piknometer kosong = 3 3 ,01 g –
Bobot air
= 25,06 g
Kerapatan air pada suhu percobaan = r air = 0,99602 g/ml (FI IV hal. 1221)
Volume piknometer (Vp) = bobot air
r
air
=
=
25.16 mL
r air =
=
= 0.99602 gram/mL
b. Penentuan kerapatan zat cair (Kloroform)
Bobot piknometer kosong = 33,01 g
Bobot piknometer + kloroform = 64,31g
Bobot kloroform = (bobot piknometer kosong + kloroform) – bobot
piknometer kosong
= 64,31 g – 33,01 g
= 31,1 g
Volume piknometer (Vp) = 25,16 mL
Kerapatan air pada suhu percobaan = r air = 0,99602 g/mL
Kerapatan kloroform (r kloroform ) = bobot kloroform
Vp
=
=
1,2361 gram
/mL
Berat jenis kloroform (d) =
=
= 1,2410
c. Gotri 1
Bobot piknometer + gotri + air = 58,08 g
Bobot piknometer kosong = 33,01 g
Bobot zat padat
= 0,12 g
Bobot piknometer + air = (bobot piknometer + gotri + air) – bobot gotri
=
58,08 g – 0,12 g
=
57,96 g
Bobot air = (bobot piknometer + air) – bobot piknometer kosong
= 57,96 g – 33,01 g
= 24,95 g
Bobot air yang ditumpahkan = bobot air (penuh) – bobot air
= 25,05 g – 24,95 g
= 0,11 g
Kerapatan air pada suhu percobaan = r air = 0,99602 g/mL
Volume air yang ditumpahkan = volume gotri (mL)
V gotri = bobot air yang ditumpahkan
r air
=
= 0,1104 mL
Kerapatan gotri (r gotri )
= Bobot gotri
Volume gotri
=
= 1,087 g/mL
Berat jenis gotri (d ) = r gotri
r air
=
1 ,087 g/ml
0,99602 g/ml
= 1,0913
d. Penentuan Kerapatan Zat Padat yang Kerapatannya lebih besar daripada air (Gotri)
1) Penentuan volume piknometer 2 pada suhu percobaan
Bobot piknometer + air = 58,78 g
Bobot piknometer kosong = 3 3 ,99 g –
Bobot air
= 24,79 g
Kerapatan air pada suhu percobaan = r air = 0,99602 g/ml (FI IV hal. 1221)
Volume piknometer (Vp) = bobot air
r
air
=
=
24,88 mL
r air =
=
= 0.99602 gram/mL
2) Gotri 2
Bobot piknometer + gotri + air = 58,79 g
Bobot piknometer kosong = 33,99 g
Bobot zat padat
= 0,13 g
Bobot piknometer + air = (bobot piknometer + gotri + air) – bobot gotri
=
58,79 g – 0,13 g
=
58,66 g
Bobot air = (bobot piknometer + air) – bobot piknometer kosong
= 58,66 g – 33,99 g
= 24,67 g
Bobot air yang ditumpahkan = bobot air (penuh) – bobot air
= 24,79 g – 24,67 g
= 0,12 g
Kerapatan air pada suhu percobaan = r air = 0,99602 g/mL
Volume air yang ditumpahkan = volume gotri (mL)
V gotri = bobot air yang ditumpahkan
r air
=
= 0,1205
mL
Kerapatan gotri (r gotri )
= Bobot gotri
Volume gotri
=
= 1,0788 g/mL
Berat jenis gotri (d ) = r gotri
r air
=
1 ,0788 g/ml
0,99602 g/ml
= 1,0831
e. Penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat yang kerapatan dan berat jenisnya lebih kecil dari air
3) Cera
Bobot piknometer + air + gotri +cera = 58,78 g (F)
Bobot piknometer kosong = 33,99
g (B)
Bobot air 1
= 24,79 g (C)
Bobot gotri + cera
= 0,14 g
(E)
Bobot gotri
= 0,13 g (X)
Bobot pikno + air
(D) = (F-E = 58,78- 0,14 =58,64 g)
Bobot air 2 = D-B
= 58,64 g - 33,99g
= 24,65 g
Kerapatan air pada suhu percobaan = r air = 0,99602 g/ml
Volume air yang ditumpahkan =
bobot air 1 - bobot air 2
= 24,79 g – 24,65 g
= 0,14 g
V cera = bobot air tumpah - Vgotri
r air
= 0, 14 g– 0,1205
0,99602 g / ml
= 0,0195 mL
Bobot cera =
0,14 g – 0,13 g
= 0,01 g
Kerapatan cera
= bobot cera
Volume cera
= 0, 0 1 g
0,0195 mL
= 0,5128 g / mL
Berat jenis cera (d cera ) = r
cera
r air
=
0,5128 g/ml
0,99602 g/ml
= 0,5148
4) Paraffin Padat
Bobot piknometer + air + gotri +parafin = 58,05 g (F)
Bobot piknometer kosong = 33,01
g (B)
Bobot air 1
= 25,06 g (C)
Bobot gotri + parafin
= 0,17 g
(E)
Bobot gotri
= 0,12 g (X)
Bobot pikno + air
(D) = (F-E = 58,05- 0,17 =57,91 g)
Bobot air 2 = D-B
= 57,91 g - 33,01 g
= 24,87 g
Kerapatan air pada suhu percobaan = r air = 0,99602 g/ml
Volume air yang ditumpahkan =
bobot air 1 - bobot air 2
= 25,06 g – 24,87 g
= 0,19 g
V paraffin = bobot air tumpah - Vgotri
r air
= 0, 19 g– 0,1104
0,99602 g / ml
= 0,0799 mL
Bobot paraffin =
0,17 g – 0,12 g
= 0,05 g
Kerapatan paraffin =
bobot paraffin
Volume parafin
= 0, 0 5 g
0,0799 mL
= 0,6257 g / mL
Berat jenis paraffin (d paraffin ) = r
paraffin
r air
=
0,6257 g/mL
0,99602 g/mL
= 0,6282
DATA HASIL PRAKTIKUM
Bahan Kerapatan Bobot Jenis
Literatur
(FI 4)
Penyimpangan (%)
Etanol 70%
0,8997 g/mL
0,9039 g/mL
0,9033
0,9075
0,812-0,816 10,69-11,24
11,2-11,76
Aseton 0,7874 g/mL
0,7963 g/mL
0,7905
0,7995
0,789 0,19
1,33
Kloroform 1,2361 g/mL
1,2410 1,476-1,480 (-15,92)-(-16,14)
Air Es 0,9992 g/mL
1,0172 g/mL
1,0032
1,0212
- -
Paraffin 0,6257 g/mL
0,6282 0,87 – 0,89 (-27,79)-(-29,4)
Gotri 1,087 g/mL
1,0788 g/mL
1,0913
1,0831
- -
Cera 0,5128 0,5148 0,95 - 45,8
Cara Perhitungan Penyimpangan
Penyimpangan=
VI. PEMBAHASAN
Pratikum kali membahas mengenai kerapatan dan bobot jenis suatu zat. Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan bobot zat terhadap air volume sama yang ditimbang di udara pada suhu yang sama (biasanya pada suhu 25°C). Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bobot jenis membandingkan massa jenis zat dengan massa jenis air, sedangkan kerapatan membandingkan massa zat dengan volume zat tersebut. Hal ini merupakan perbedaan dari bobot jenis dan kerapatan zat. Air digunakan sebagai standar untuk
penentuan kerapatan dan bobot jenis zat cair dan zat padat. Berdasarkan rumus
yang ada, bobot jenis dan kerapatan mempunyai nilai yang hampir sama, hanya berbeda pada adanya satuan atau tidak.
Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu air, etanol 70%, aseton, kloroform, paraffin, gotri, dan cera alba.
Kerapatan dan bobot jenis suatu zat atau cairan dalam bidang farmasi digunakan sebagai salah satu metode analisis yang berperan dalam menentukan senyawa cair, digunakan pula untuk uji identitas dan kemurnian dari senyawa obat terutama dalam bentuk cairan, serta dapat pula untuk mengetahui tingkat kelarutan/daya larut suatu zat, dan juga dapat mempermudah dalam pembuatan formulasi obat karena dengan mengetahui bobot jenis suatu zat dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lain.
Alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah dengan piknometer.
Piknometer digunakan untuk mencari bobot jenis. Piknometer biasanya terbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas antara 10ml-50ml. Piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest terlebih dahulu untuk melakukan percobaan penetapan bobot jenis, kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai bobot jenis sampel. Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir, mudah menguap dan bersifat antiseptikum, jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri.
Piknometer kemudian dikeringkan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan piknometer pada bobot sesungguhnya. Pengeringan piknometer tidak boleh dikeringkan dengan menggunakan pemanasan, karena piknometer dapat memuai dan nantinya dapat mempengaruhi pada saat penimbangan piknometer dan akan berpengaruh pula pada data percobaan dan hasil perhitungan bobot jenis.
Piknometer ditimbang kemudian, pada timbangan analitik dalam keadaan kosong, setelah ditimbang dalam keadaan kosong, piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai dengan aquadest, sebagai pembanding kemudian nantinya dengan sampel yang lain. Proses pemindahan piknometer harus dengan menggunakan tissue, agar tidak ada bahan-bahan lain yang menempel pada piknometer yang dapat mengganggu perhitungan.
Penggunaan piknometer untuk menentukan bobot jenis memiliki beberapa keuntungan yaitu mudah dalam pengerjaan, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama, karena kita harus menurunkan dan menaikkan suhu percobaan sesuai dengan prosedur agar dapat memperoleh hasil yang tepat. Percobaan dilakukan pada suhu percobaan adalah 25°C. Berdasarkan prosedur percobaan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi IV, suhu percobaan harus diturunkan sampai 20°C, kemudian dinaikkan lagi sampai 25°C dan 27°C, tetapi pada percobaan ini, suhu hanya diturunkan sampai 23°C, karena jika diturunkan samapi suhu 20°C sesuai yang tertera di FI IV, waktu untuk menaikkan suhu ke suhu percobaan akan lebih lama.
Pengujian pada praktikum menghasilkan data bobot jenis aseton lebih kecil daripada etanol 70%. Hal ini sesuai dengan literature yang menyebutkan bobot jenis etanol 70% adalah 0,812-0,816, sedangkan pada aseton 0,789. Pengujian Air es menunjukan bobot jenis yang besar bila dibandingkan dengan bobot jenis air dalam suhu normal. Faktor yang mempengaruhi yaitu sifat dari anomaly air sendiri, yaitu ketika suhu air diturunkan maka air tersebut akan membentuk es yang berarti memiliki kerapatan yang lebih besar sehingga bobot jenisnya juga lebih besar daripada bobot jenis air pada suhu normal. Bobot jenis zat padat seperti paraffin dan cera adalah < 1, namun hasilnya menunjukan adanya penyimpangan data dengan literatur.
Penyimpangan ini dapat disebabkan karena beberapa faktor, antara lain :
1. Adanya Kontaminasi
Jika ada kontaminan yang masuk maka akan mempengaruhi hasil perhitungan kerapatan dan bobot jenis yang di dapat. Jika semakin banyak kontaminan yang ada pada bahan percobaan maka penyimpangan yang di hasilkan akan semakin besar.
2. Kemurnian Zat
Kemurnian zat yang akan diuji akan berkurang jika ada bahan lain yang ikut masuk ke dalam zat yang akan di uji. Proses membersihkan piknometer harus diperhatikan apakah sudah benar-benar kering atau belum,
jika masih terdapat air maka akan mempengaruhi kemurniaan zat yang di uji, kemurnian zat akan berkurang dengan adanya campuran air, semakin banyak air yang tertinggal pada piknometer maka akan banyak pula yang ikut tercampur pada zat yang di uji dan kemurnian zat uji akan semakin berkurang.
3. Suhu percobaan
Piknometer ditimbang pada suhu 27°C di harapkan setelah penurunan suhu, lalu di naikkan pada suhu 27° embun-embun sisa penurunan suhu sudah tidak ada, jika masih ada sisa-sisa embun akan berpengaruh pada hasil penimbangan, semakin banyak embun yang tertinggal maka penyimpangan hasil penimbangan dan hasil perhitungan bobot jenis juga akan semakin besar.
4. Penimbangan
Timbangan yang digunakan selama percobaan harus selalu sama dan tidak boleh di ganti-ganti agar tidak menimbulkan penyimpangan pada hasil percobaan, karena mungkin saja tiap timbangan akan menghasilkan angka yang berbeda-beda walaupun hanya selisih sedikit tapi nantinya akan berpenagruh pada hasil perhitungan.
5. Cara pengerjaan
Tekanan yang diberikan pada saat pemasangan termometer pada piknometer akan berpengaruh terhapad hasil perhitungan. Jika tekanan yang diberikan semakin besar maka akan banyak zat yang keluar dari
piknometer. Semakin banyak zat yang tumpah maka akan membuat penyimpanagn semakin besar.
Kesalahan yang dilakukan praktikan seperti tidak sengaja memegang piknometer.
6. Kebersihan
Piknometer yang terlalu banyak dipegang dengan tangan akan meningggalkan residu seperti lemak
menempel, sebaiknya piknometer dipegang dengan tissue.
VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini didapatkan hasil :
-   Volume piknometer pada suhu percobaan adalah 24,8288 mL
-   Kerapatan dan berat jenis zat cair
· Etanol 70%
ρ Alkohol 70% =
0,8997 gram/mL
BJ = 0,9034
· Aseton
ρ Aseton = 0,7874
gram/mL
BJ = 0, 7905
· Air es
ρ air es = 0,9992 gram/mL
BJ= 1,0032
Terdapat penyimpangan hasil dalam percobaan ini. Faktor-Faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan yaitu:
1. Adanya kontaminan
2. Kemurnian zat
3. Suhu
4. Proses penyimpangan
5. Cara pengerjaan (tekanan yang diberikan saat pemasangan termometer)
6. Kebersihan
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia edisiIV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia : Jakarta.
Martin, A. 1990. Farmasi Fisika . Indonesia University Press : Jakarta
Lachman, L., dkk., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri II , Edisi III, diterjemahkan oleh Siti suyatmi, UI Press, Jakarta

0 Response to "(LAPORAN FARMASI FISIKA FARMASI) PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS"

Posting Komentar