SUPLEMEN NUTRISI DALAM TUBUH (KEPERAWATAN)


SUPMEN



    KONSEP DASAR NUTRISI
    REVIEW ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAN
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.

 

Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

MULUT, TENGGOROKAN & KERONGKONGAN
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem pernafasan.Bagian dalamdari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Saluran dari kelenjar liur di pipi, dibawah lidah dan dibawah rahang mengalirkan isinya ke dalam mulut.Di dasar mulut terdapat lidah, yangberfungsi untuk merasakan dan mencampur makanan.Di belakang dan dibawah mulut terdapat tenggorokan (faring).

Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung.Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.Penciuman lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya.Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.

Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan ke paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung.

Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir.Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung.Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.
 
LAMBUNG
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup.Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.


 
USUS HALUS
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.

Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus.Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati.Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan.Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap.

Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili.

Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus.

Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman lambung.Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik.
 

PANKREAS
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:
-    Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
-    Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah.Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus.Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.

Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan.

Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:
-    Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
-    Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
-    Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan glukagon).

 

HATI
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler).Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Darah diolah dalam 2 cara:
-    Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang
-    Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan.Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat empedu.Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.
 


KANDUNG EMPEDU & SALURAN EMPEDU
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum.
Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum.Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam duodenum.

Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati.Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.


Empedu memiliki 2 fungsi penting:
-    Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
-    Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
-     Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan
-    Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya
-    Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan
-    Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh
-    Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.

Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu.Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.

 

USUS BESAR
Usus besar terdiri dari:
-    Kolon asendens (kanan)
-    Kolon transversum
-    Kolon desendens (kiri)
-  Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus.
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat.Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
 

REKTUM & ANUS
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar.
Anus merupakanlubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus.Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
 


    DEFINISI NUTRISI
Nutrisi adalah  ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses kehidupan.
Gizi atau nutrisi adalah proses organisme hidup mengkonsumsi dan menggunakan makanan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, reproduksi, fungsi organ dan jaringan, serta menghasilkan energi.

    KEBUTUHAN NUTRISI TUBUH
Tubuhmemerlukannutrisiuntukkegiatankelangsunganhidu. Nutrisi yang diperlukantubuhadalah nutrient yang terdapatdalammakanankarenamengandung nutrient esensialbagikelangsungan metabolism seltubuh. Nutrient esensian yang diperlukanantara lain karbohidrat, protein, lemakdan vitamin. Proses pencernaandanpenyerapan nutrient esensialtersebutsangatdipengaruhiolehkemampuankerja organ system pencernaan.
1.3.1 KARBOHIDRAT
Karbohidran tersusun atas karbion, hidrogen dan oksigen. Karbohodridrat dikelompokan menjadi karbohidrat sederhana dan kompleks. Karbohidrat sederhana tersusun atas gula sederhana, dan karbohidrat kompleks tersusun lebih dari dua unit gula sederhana dalam satu molekul.

Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh, karbohidrat juga memberikan rasa manis pada makanan terutama monosakarida dan disakarida. Karbohidrat juga berperan dalam menghemat penggunaan protein, mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, membantu mengeluarkan feses dengan mengatur peristaltik usus dan memberikan bentuk pada feses.

Kebutuhan karbohidrat sehari-hari menurut WHO (1995) 55-75% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak 10% dari gula sederhana. Makanan berserat yang dimakan 10-30 gram serat sehari.
Sumber karbohidrat berada pada jenis makanan yang berasal dari pai-padian, umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula. Bahan olah sumber karbohidrat yaitu bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup dan sebagainya

1.3.2 PROTEIN
Seperlima dari bagian tubuh adalah protein. Separuh jumlah protein terdapat dalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Protein tersusun asan rantai asam amino. 
Protein memiliki fungsi membangun dan memelihara sel-sel dan jaringan tubuh, membentuk ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangai air, memelihara metralitas tubuh yang bertindak sebagai buffer, pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat gizi dan sebagai sumber energi. Asam-asam amino membentuk protein sebagai precusor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-molekul esensial untuk kehidupan.

1.3.3 LEMAK
Lemak tersusun atas senyawa-senyawa heterogen. Lemak berfungsi sebagai sumber energi, sumber asam lemak esensial, alat pengangkut vitamin yang larut dalam lemak, menghemat penggunaan protein, dapat memberikan rasa kenyangdan kelezatan, sebagai pelumas, menjaga suhu tubuh, dan melindungi organ tubuh.

Kebutuhan lemak menurut WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi total yang dianggap baik bagi kesehatan.Sumber utama lemak yaitu minyak tumbuh-tumbuhan seperti minyak kelapa, kelapa sawit, ka cang tanah, kacang kedelai, jagung, margarine, dan lemak hewan seperti lemak daging dan ayam. Sumber lemak lain yaitu susu, krim, keju, kuning telur serta makanan yyang dimasak dengan minyak.

1.3.4 VITAMIN
Vitamin merupakan zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecildan tidak dibentuk oleh tubuh. Vitamin berfungsi ikut berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolism energi, pertumpuhan dan pemeliharaan tubuh, umumnya sebagai koenzim atau bagian dari enzim. 
Kelompok vitamin :
    Larut dalam lemak : vitamin A, D, E dan K
    Larut dalam air : vitamin B dan C

Jenis dan fungsi vitamin
Vitamin    Jenis    Fungsi
Vitamin A    Vitamin A    Fungsi penglihatan normal, diferensiasi sel, kekebalan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan dalam sintesis protein, memelihara fungsi reproduksi, mencegah kanker dan jantung, membantu proses pembentukan sel darah merah dalam interaksi dengan zat besi (sumber: hati, kuning telur, susu, mentega, sayuran bewarna hijau tua, sayuran dan buah bewarna kuning-jingga, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, nangka, jeruk, minyak kelapa)
Vitamin B    B1 (Thiamin)    Transformasi energi, konduksi membran dan saraf, sintesis pentose dan bentuk koenzim tereduksi dari niasin (sumber: kacang-kacangan, daging, kuning telur, unggas, ikan)
    B2 Riboflavin    Sebagai koenzim yang membantu reduksi jalur metabolisme energi dan mempengaruhi respirasi sel (sumber; makanan hewani dan nabati, susu, keju, hati, daging, sayuran bewarna hijau)
    Niasin (Asam Nikotinat)    Membantu proses oksidasi dan reduksi glikolisis, metabolisme protein, asam lemak, pernafasan sel, dan detoksifikasi (sumber; hati, ikan, daging, ayam, kacang tanah)

    Biotin     Sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut penambahan atau pengeluaran CO2 kepada atau dari senyawa aktif (sumber: hati, kuning telur, serelia, kacang keelai, kacang tanah, jamur, pisang, jeruk, semangka, strowbery)
    Asam pantotenat    Terlibat dalam metabolisme karbohidrat dan lemak (sumber: hati, kuning telur, daging, ikan, unggas, serelia, dan kacang-kacangan)
    B6    Sebagai koenzim dalam transaminasi, dekarboksilasi dan reaksi lain menyangkut metabolisme protein (sumber: makanan hewani, kecambah, gandung, hati, ginjal, kacang-kacangan, kentang, pisang, susu, telur, sayur)
    Folat     Membantu reaksi metabolisme beberapa asam amino dan sintesis asam nukleat (sumber: sayuran hijau, hati, daging, biji-bijian, kacang-kacangan, jeruk)
    B12 (Kobalamin)    Mengubah folat menjadi bentuk aktif, metabolisme semua sel (sumber; hasil sintesis bakteri, fungi atau ganggang, hati, suusu, telur, ikan, keju, daging, sayuran yang mengalami sintesis bakteri)
Vitamin C    Vitamin C    Sebagai koenzim dan kofaktor, pembentukan kolagen, absorbsi dan metabolisme besi, absorbsi kalsium, mencegah infeksi, mencegah kanker dan jantung (sumber: sayur, buah asam, jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria, tomat)
Vitamin D    Vitamin D    Pembentukan dan pemeriharaan dengan pengerasan tulang bersama vitamin A dan C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen, serta mineral kalsium, fosfor, magnesium dan flour (sumber: kuning telur, hari, krim, mentega, minyak hati ikan, susu sapi)
Vitamin E    Vitamin E    Antioksidan, memelihara integritas membran sel, sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah keguguran dan sterilisasi, mencegah gangguan menstruasi (sumber: minyak tumbuh-tumbuhan, kecambah, gandum, biji-bijian, daging, unggas, ikan)
Vitamin K    Vitamin K    Membantu proses pembekuan darah (sumber: hati, sayuran daun bewarna hijau)

    PENGATURAN NUTRISI
    DEFINISI DIET
Diet dan gaya hidup sehat secara umum diketahui sebagai prasyarat bagi kesehatan, yang didefinisikan sebagai usaha memajukan kualitas hidup, atau kesejahteraan dan pencegahan terhadap penyakit terkait gizi.

    PENILAIAN STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diketahui melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif. Cara lain sering digunakan untuk mengrtahui status gizi yaitu dengan cara biokimia, antropometri ataupun secara klinis.
    Cara konsumsi pangan
Menilai keadaan status gizi masyarakat secara tidak langsung. Dapat dilakukan dengan survey data kuantitatif dan kualitatif. Metode pengumpulan datanya antara lain;
    Metode recall 24 jam
Mengetahui estimasi jumlah pangan dan minum yang dimakan oleh seseorang selama 24 jam sebelum wawancara dilakukan.
    Foods records
Mencatat semua pangan dan minuman yang dikonsumsi selama seminggu.
    Weighing method
Metode penimbangan mengukur secara langsung berat setiap jenis pangan yang dikonsumsi pada hari wawancara.
    Food frequency questuinare
Memperoleh informasi pola konsumsi pangan seseorang dengan kuisioner.
2.2.1.5 Dietary history
Menemukan pola inti pangan sehari-hari pada jangka waktu lama serta untuk melihat kaitan intake pangan dengan kejadian penyakit tertentu.

    Cara biokimia
Beberapa tahap perkembangan kekurangan gizi dapat diidentifikasi dengan cara biokimia dan lazim disebut cara laboratorium.
    Cara antropometri
Pengukuran status gizi pada balita dan anak dapat menggunakan indeks antropometri sebagai berikut :
    Indeks berat badan menurut umur (BB/U)
    Indeks berat badan menurut panjang badan/tinggi badan (BB/TB)
    Indeks panjang/tinggi badan menurut umur (TB/U)
    Indeks gabungan(BB/U,BB/TB,TB/U)
    Indeks lingkar lengan atas (LILA)
    Indeks lingkar kepala menurut umur (LK/U)
    Tebal lipatan lemak dibawah kulit (TLBK)

Kategori Status Gizi
BB/U    PB/U    BB/PB
Gizi lebih (.2,0 SD baku WHO NCHS)    Normal (≥2,0 SD baku WHO NCHS)    Gemuk (.2,0 SD baku WHO NCHHS)
Gizi baik (-2,0 SD s/d +22,0 SD)
Gizi kurang (,-2,0 SD)
Gizi buruk (,-3,0 SD)    Pendek <-2,0 SD    Normal (-2,0 SD s/d +2,0 SD)
Kurus (,-2,0 SD s/d 3,0 SD)
Sangat kurus (<-3 SD)

Ukuran status gizi untuk dewasa adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

IMT=BB (kg)TB (m)2





Kategori Indeks Masa Tubuh
IMT    Kategori
< 17,00    Kurus sekali
17,0 – 18,4    Kurus
18,5 – 25,5    Normal 
25,2 – 27,0    Gemuk 
>27,0    Gemuk sekali

    Cara klinis
Riwayat medis dan pengujian fisik merupakan metode klinis yang digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda dan gejala-gejala yang berhubungan dengan malnutrisi. Beberapa contoh sebagai berikut:
    Kwashiorkor; pembengkakan kaki dan tangan, wajah sembab, otot kendur, rambut kemerahan dan mudah putus, muka seperti bulan.
    Marasmus; berat badan kurang menurut umurnya, muka tua, kulit keriput, rambut kemerahan dan jarang, sangat kurus, dehidrasi.
    Kurang vitamin A; buta senja, xerophalmia.
    Anemia; cepat lelah, napas pendek, denyut jantung kencang, susah BAB, nafsu makan kurang, kepala pusing, mata berkunang-kunang, wajah,bibir, kuku, lipatan mata sebelah dalam dan telapak tangan pucat.
    Kurang iodium; pembesaran kelenjar gondok, gangguan pertumbuhan fisik, hambatan mental, bisu-tuli.
    Kurang vitamin C; gusi bengkak, kemerahan, mudah berdarah.
    Kurang vitamin B12; bibir pecah-pecah, sudut bibir lua sobek, kulit disekitar hidung kering dan berbintik-bintik, kornea mata banyak terdapat urat darah halus.

    ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG)
Pedoman atau acuan jenis dan jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh individu secara rat-rata dalam hari sangat diperlukan. Berkaitan dengan itu terdapat konsep kebutuhan gizi minimum sehari (minimum daily requitment), yaitu jumlah zat gizi minimum yang diperlukan seseorang dalam sehari untuk hidup sehat. Selain itu, juga dikenal konsep jumlah yang dianjurkan sehari (recommended dietary allowence/RDA), yaitu standar gizi yang dianjurkan untuk dimakan agar dapat menjamin kesehatan yang sebaik-baiknya. Dengan demikian, RDA adalah suatu kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi semua orang (97,5%) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencapai derajad kesehatan yang optimal.

RDA disebut juga sebagai Angka Kecukupan Gizi atau AKG. Angka kebutuhan maupun angka kecukupan gizi berguna untuk beberapa hal sebagai berikut:
    Menilai tingkat konsumsi pangan seseorang atau penduduk berdasarkan data survey konsumsi pangan.
    Perencanaan makanan secara seimbang.
    Perencanaan produksi dan ketersediaaan pangan wilayah.
    Patokan label gizi pada makanan kemasan sesuai dengan UU Pangan No.7 Tahun 1996 bahwa setiap industri makanan wajib mencantumkan kandungan gizi.
    Pendidikan gizi yang dikaitkan dengan kebutuhan gizi berbagai kelompok umur, fisiologis dan kegiatan untuk mewujudkan keluarga sadar gizi melalui gerakan pangan dan gizi.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kecukupan gizi
Kebutuhan pangan dan gizi berbeda antar individu, karena dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:
    Tahap perkembangan
    Faktor fisiologis tubuh (misal; hamil)
    Keadaan sakit dan masa penyembuhan
    Aktivitas fisik yang tinggi
    Ukuran tubuh

    Penentuan kebutuhan kecukupan gizi
Perhitungan kecukupan zat gizi yang dianjurkan berdasarkan rata-rata patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur dan jenis kelamin. Penyesuaian perbedaan berat badan ideal dalam AKG dengan berat badan aktual, dilakukan berdasarkan rumus:

berat badan aktualberat badan standarx AKG

Keterangan:
Berat badan aktual     : berat badan berdasarkan penimbangan (kg)
Berat badan standar : berat badan acuan yang tertera pada tabel angka kebutuha gizi
AKG     : Angka Kebutuhan Gizi yang dianjurkan

    NUTRISI PADA BAYI DAN ANAK
    Air susu ibu (ASI)
Air susu ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi. Komposisi ASI tidak bersifat homogen yaitu kolostrum diproduksi 1-3 hari pospartum, pada akhirnya akan menjadi susu matur setelah 3 minggu. Faktor imunologi tidak hanya ada dalam kolostrum yang diproduksi selama beberapa hari pertama laktasi, tetapi terus berlanjut sepanjang aktivitas menyusui.
Manfaat menyusui bagi ibu adalah sebagai berikut:
    Mendorong ikatan antara ibu dan bayi.
    Membantu ibu menurunkan kelebihan berat badan selama kehamilan.
    Menstimulasi kontraksi uterus yang membantu mengembalikan uterus ke ukuran normal.
    Menyusui secara ekslusif dapat menekan ovulasi, membantu penyimpanan zat besi kembali kekadar normal.
    ASI bersifat bebas, kecuali ibu membutuhkan gizi yang ekstra.
    Mudah, tidak membutuhkan persiapan.
    Mengurangi risiko perkembangan kanker payudara pra-menopause pada ibu.
Manfaat ASI bagi bayti adalah sebagai berikut:
    ASI memberikan gizi lengkap untuk 6 bulan pertama dan bioavailabilitas gizi yang tinggi.
    Bayi cenderung lebih jarang mengalami infeksi gastrointestinal.
    Mencegah penyakit infeksi yang lain, terutama infeksi pernapasan, telinga dan saluran kemih.
    Bayi yang diberi ASI cenderung lebih jarang mengalami obesitas dimasa kanak-kanak.
Kemungkinan hambatan untuk ibu menyusui adalah sebagai berikut:
    Mitos yang sering muncul bahwa “ASI tidak mencukupi”. Biasanya terjadi akibat tekhnik menyusui yang tidak tepat.
    Kebebasan ibu: ibu dapat merasa lelah karena bertanggung jawab penuh untuk memberikan makan bayi.
    Payudara bengkak dan putting lecet dapat menurunkan motivasi ibu.
    Tingkat stress yang tinggi.
    Citra glamour pada susu formula yang menggambarkan bayi yang sehat pada iklan.
    Tabu sosial terkait menyusui dimuka umum pada beberapa budaya.
    Fasilitas umum untuk menyusui masih kurang.
    Peraturan pegawai yang kurang mendukung terkait ibu menyusui.
Kontraindikasi menyusui antara lain adalah sebagai berikut:
    Ibu yang positif mengidap HIV.
    Ibu yang megidap tuberculosis yang tidak diterapi.
    Ibu yang mengalami hepatitis C yang memiliki putting pecah-pecah dan berdarah.
    Wanita perokok atau kadang minum-minuman beralkohol dapat tetap menyusui akan tetapi dapat mengurangi kandungan vitamin C dalam ASI.
    Obat tertentu, obat terlarang dan beberapa obat yang harus diperiksa untuk mengetahui pengaruhnya bagi bayi.
    Beberapa operasi payudara.
    Bagi dengan galaktosemia (tidak dapat memetabolisme galaktosa yang terkandung dalam ASI).
    Bayi yang mengalami fenilketonuria.

3.2 Susu formula
Setelah menyusui ASI dapat dipertahankan (4-6 minggu), ibu dapat mengombinasikan ASI dan susu formula sesuai kondisi misalnya; ibu harus kembali bekerja, ibu kelelahan secara fisik atau ental karena menyusui terus-menerus. Walaupun hal ini merupakan bukan pilihan yang ideal karena menyusui eksklusif direkomendasikan selama 6 bulan pertama kehidupan.
3.3 Makanan pendamping/penyapihan
Usia 6 bulan adalah usia yang direkomendasikan untuk mengenalkan makanan padat pada bayi, baik pada bayi yang hanya disusui ASI atau hanya susu formula, ataupun bayi yang memperoleh kombinasi ASI dan susu formula. Pilihan pemberian susu pada bayi harus dilanjutkan hingga usia > 6 bulan, disertai pemberian makanan pendamping.

Pengenalan makanan pendamping tepat dilakukan ketika koordinasi neuromuskular telah berkembang secara adekuat guna memungkinkan anak untuk mengkonsumsi makanan padat. Hal ini berarti bahwa anak telah mampu untuk duduk tanpa disangga, mampu mengontrol kepala, menggerak-gerakan kepala disekeliling mulut, memiliki kemampuan mengunyah.

Tujuan penyapihan secara umum adalah memperkenalkan bayi secara bertahap pada beragam makanan, tekstur, dan rasa sehingga makanan keluarga dapat dikonsumsi bayi pada usia 12 bulan. Penyapihan yang terlambat dapat berakibat pada penolakan makanan, terutama makanan yang bertekstur padat.
3.4 Asupan gizi pada anak prasekolah
Pada anak usia prasekolah, anak beralih dari pola makan yang mengandalkan susu untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan nutrisi dimana 50% kandungan energinya berasal dari lemak; menuju pola makan yang sesuai dengan pedoman pola makan sehat yang mencakup semua makanan. Yang menjadi dasar dari pola makan yang baru adalah makanan yang dimakan oleh keluarga. Pada kelompok usia ini, prinsip nutrisi yang perlu diberikan adalah :
    Harus mencapai angka referensi gizi sesuai dengan usia anak. 
    Tidak dianjurkan diet rendah lemak. 
    Memperhatikan densitas nutrisi agar tidak terjadi defisiensi nutrisi tertentu, misalnya : kalsium, zat besi, zink, vitamin A, dan vitamin C.
    Hindari gula dari sumber selain susu atau makanan berlemak dalam jumlah yang berlebihan.
 Beberapa permasalahan gizi yang timbul pada kelompok usia prasekolah adalah : 
    Penolakan terhadap makanan, sulit makan, hanya sedikit jenis makanan yang dimakan.
    Kebiasaan makan camilan di antara waktu makan utama sehingga mengurangi nafsu makan saat waktu makan utama.
    Tingginya konsumsi jus buah dan minuman ringan, sehingga mempengaruhi nafsu makan dan kesehatan gigi.
    Tingginya konsumsi camilan seperti : kue, biskuit, keripik, kudapan manis, dan permen.
    Makanan digunakan orangtua sebagai hadiah atau penghargaan.

    KEBUTUHAN NUTRISI PADA REMAJA
Anak memerlukan diet yang seimbang untuk memenuhi kebutuhan terkait pertumbuhan dan perkembangan. Setiap tahun kehidupan sejak usia 1 tahun hingga remaja, seorang anak tumbuh tinggi hingga 5-8 cm. pertumbuhan yang cepat (growth sprut) pada anak perempuan dimulai pada usia 10-11 tahun. Pertumbuhan yang cepat pada anak laki-laki dimulai pada usia 12-13 tahun. Sekitar 25% tinggi badan terjadi pada masa remaja. Penambahan ini membutuhkan peningkatan energi, protein, dan beberapa vitamin serta mineral. Jika kebutuhan energi tidak terpenuhi, akan menyebabkan kekerdilan atau keterlambatan pertumbuhan. Setelah pertumbuhan cepat terjadi, kebutuhan zat gizi menjadi sama seperti kebutuhan individu dimasa dewasa. Selama periode ini, terjadi peningkatan pertumbuhan otot pada ank laki-laki dan lemak adiposa pada anak perempuan. Gen memiliki pengaruh paling kuat terhadap awitan menarche (menstruasi).
Perilaku dan sikap terkait kesehatan terhadap makanan dibentuk pada masa kanak-kanak dan beberapa proses penyakit orang dewasa dapat dimulai sejak dini.
4.1 Rekomendasi diet untuk remaja
Pada masa pertumbuhan kudapan berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan kalori setiap hari. Khususnya orang tua dan remaja harus didorong untuk bertanggung jawab atas pemilihan kudapan yang sehat. Dengan mengkonsumsi makanan yang cukup dan teratur anak dan remaja akan tumbuh sehat sehingga akan mencapai prestasi yang gemilang, kebugaran dan sumber daya manusia yang berkualitas. Remaja putri yang terpelihara kadar gizinya akan terpelihara kesehatan reproduksinya. Selain diet seimbang, berikut hal-hal yang direkomendasikan untuk anak usia sekolah dan remaja:
    Kebutuhan kalsium ekstra yang diperoleh dari minum susu yang banyaknya setara dengan 0,57 L sehari
    Makan secara teratur jika mungkin, jika tida, berikan makanan kudapan yang menyehatkan
    Berikan pujian ketika anak mengkonsumsi makanan sehat 
    Orang tua membuat makanan yang sehat dan sajikan makanan di situasi yang positif
    Karena anak lebih suka makanan yang familiar, ulangi pajanan terhadap makanan baru yang dapat mengubah respons menolak makanan menjadi menerima.
    Makan bersama teman sebaya dan keluarga
4.2 Kebiasaan makan pada remaja
    Asupan rendah sayur dan buah
    Asupan tinggi lemak
    Asupan tinggi gula
    Asupan rendah serat
    Melewatkan sarapan 
    Perilaku banyak duduk
    Terlalu banyak kudapan

    KEBUTUHAN GIZI BAGI DEWASA DAN LANJUT USIA
Makanan pada usia dewasa tidak lagi berfungsi bagi pertumbuhan tubuh, tetapi hanya untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapatatau membuat unsur gizinya menjadi lebih baik.
Kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa bersifat konstan, kecuali bila terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya seperti sakit dan sebagainyasehingga membutuhkan zat gizi yang lebih dari biasanya.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faal tubuh. Kebutuhan energi rata-rata untuk usia dewasa sebesar 2000 Kkal, karbohidrat sebesar 300 gr/hari, protein sebesar 50 gr/hari, serat 25 gr/hari, vitamin dan mineral disesuaikan dengan AKG.
5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi dewasa
Beberapa faktor yang mempengaruhi gizi dewasa antara lain adalah:
    Kemampuan keluarga untuk membeli makanan
    Tingkat pengetahuan tentang gizi
    Pekerjaan 
5.2 Nutrisi untuk dewasa tua (lansia)
Proses penuaan melibatkan berbagai perubahan fisiologis dan biologis yang beragam diantara individu. Kondisi ini mempengaruhi kapasitas pencernaan, menurunkan sensitivitas indra pengecap dan penciuman, meningkatkan proporsi relatip jaringan adiposa dan selanjutnya menurunkan BMR.
Beberapa batasan lansia yang harus diperhatikan terlebih dahulu untuk pemberian makanan yang adekuat yaitu:
    Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi
    Berkurangnya indra pengecap mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit
    Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran
    Rasa lapar menurun, asam lambung menurun
    Gerakan usus atau gerak peristaltik lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi
    Penyerapan di usus menurun

Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansiaberkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik.
Lansia memerlukan tambahan protein yaitu 1-1,25 g/hari. Kebutuhan zat besi pada lansia sangat rendah atau bahkan mengalami penurunan sehubungan dengan proses penuaan. Selain itu juga lansia memiliki resiko terkena defisiensi kalsium karena penurunan asupan dan absorbsinya.
















    PENYAKIT DEGENARIF
    Diet pada klien dengan Diabetes Mellitus (DM)
Diabetes mellitus merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya penningkatankadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.
Tujuan dari penatalaksanaan nutrisi penderita diabetes mellitus yaitu untuk mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik, mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum, mencegah komplikasi, serta memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus adalah sebagai berikut:
    Energi diberikann cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
    Cara perhitungan, selain bisa menggunakan rumus Harris Benedict, juga bisa menggunakan alternatif rumus lainnya, yaitu rumus PERKENI (2011).
    Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
    Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total dalam bentuk <10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh  tungggal. Asupan kolesterol makanan dibatasi yaitu ≤ 300 mg/hari.
    Kebutuhan karbohidrat adalah sisa kebutuhan energi total yaitu 60-70%.
    Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Apabila kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni samp[pai 5% dari kebutuhan energi total.
    Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan pemanis selain sakrosa. Ada dua jenis gula alternatif yaitu yang bergizi dan yang tidak bergizi. Gula alternatif yang bergizi adalah fruktoda, gula alkohol berupa sorbitol, manitol, dan silitol, sedangkan gula alternatif tak bergizi adalah aspartam dan sakarin. Penggunaan gula alternatif hendaknya dalam jumlah terbatas. Fruktosa dalam jumlah 20% dari kebutuhan energi total dapat meningkatkan kolesterol dan LDL, sedangkan gula alkohol dalam jumlah berlebih mempunyai pengaruh laksatif.
    Asupan serat dianjurkan 25gr/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat dalam sayur dan buah.
    Bahan makanan yang tidak dianjurkan/dibatasi.dihindari: makanan yang mengandung gula sederhana; gula pasir, gula jawa, sirup, jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue manis, dodol, cake,. Makanan yang mengandung lemak: cake, fast food, goreng-gorengan. Mengandung bahan natrium: ikan asin, telor asin, makanan yang diawetkan.

    Diet pada klien dengan hipertensi dan stroke
Hipertensi atau yang dikenal dengan darah tinggi merupakan gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkan 9tekanan darah melebihi batas normal).
Tujuan dari penatalaksanaan nutrisis pasien hipertensi adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menjadi normal. Disamping itu juga diet juga ditunjukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah, dan harus memperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus. Diet yang saat ini dikembangkan dan direkomendasikan untuk hipertensi adalah diet DASH (dietary approach to stop hypertension), yaitu diet yang kaya akan buah-buahan, sayur-sayuran, dan produk-produk makanan yang rendah natrium serta lemak.
Sedangkan stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. 
Tujuan dari penatalaksanaan nutrisi penderita stroke yaitu untuk memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit, memperbaiki keadaan stroke, seperti disfagia, pneumonis, kelainan ginjal, dan dekubitus, serta mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam pengaaturan diet pada penderita stroke adalah sebagai berikut:
    Energi diberikan cukup, yaitu 25-45 kkal/kgBB. Pada fase akut energi diberikan 1100-1500 kkal/hari.
    Protein diberikan cukup, yaitu 0,8-1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2-1,5 g/kgBB. Apabila penyakit disertai dengan komplikasi gagal ginjal kronis (GGK), protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kgBB.
    Lemak diberikan cukup yaitu 20-25%, dari kebutuhan energi total. Pemilihan lemak diutamakan dari sumber lemak tidak jenuh ganda, serta batasi sumber lemak jenuh yaitu < 10% dari kebutuhan energi total. Kolesterpl dibatasi <300 mg.
    Karbohidrat diberikan cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energi total. Pasien stroke dengan komplikasi DM diutamakan dengan karbohidrat kompleks.
    Vitamin diberikan cukup, terutama vitamin A, riboflavin, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, vitamin C dan vitamin E.
    Mineral diberikan cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1 ½ sdt/hari (setara dengan ± 5 gram garam dapur atau 2 gram natrium).
    Serat diberikan cukup, untuk menurunkan kolesterrol serta mencegah konstipasi.
    Cairan diberikan cukup. Yaitu 6-8 gelas/hari, kecuai pada keadaan edema dan asites, cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan, hal ini agar porsi makanan dapat dihabiskan. Pasien stroke dengan disfagia, cairan diberikan secara hati-hati.
    Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.
    Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
    Hindari bahan makanan yang berkadar lemak tinggi (lemak jenuh) dan kolesterol tinggi, makanan/minuman berkadar garam tinggi, serta makanan kalengan yang diawetkan karena berefek meningkatkan ketegangan kontraksi pembuluh darah, minuman berakohol atau makanan yan mengandungg ethanol, dan makanan.minuman beradar gula tinggi.

    Diet pada klien dengan penyakit jantung
Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-uratnya. Penyakit jantung jantung terjadi akibat proses beerkelanjutan, dimana jantung secara berlahan akan kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsinya secara normal. Pada awal penyakit, jantung mampu mengkompensasi ketidakefisienan fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi (compensated heart disease).
Tujuan dari penatalaksanaan nutrisi penyakit jantung yaitu untuk memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung, menurunkan berat badan apabila mengalami kegemukan, mencegah atau menghilangkan penimbunan gsram atau air. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan diet pada penderita penyakit jantung adalah sebagai berikut:
    Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan aktivitas fisik. Apabila pasien mengalami kegemukan, penurunan berat badan dapat dicapai dengn asupan energi rendah dan meningkatkan aktivitas fisik. Penurunan asupan energi disertai penurunan berat badan biasanya menghasilkan penurunan kadar trigliserida darah yang cepat.
    Lemak diberikan sedang, <30% dari kebutuhan energi total jika tanpa dislipidemia.
    Protein diberikan cukup, yaitu sebesar 10-20% dari kebutuhan energi total. Sumber protein hewani terutama dari ikam yang banyak mengandung lemak omega 3, sumber protein nabati dianjurkan.
    Karbohidrat diberikan cukup, yaitu sebesar 50-60% dari kebutuhan energi total.
    Serat diberikan tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam apel, beras tumbuk atau beras merah, dan kacang-kacangan.
    Vitamin dan mineral diberikan cukup. Suplemen dianjurkan untuk pasien yang mengkonsumsi ≤ 1200 kkal sehari.
    Menghindari makanan yang tinggi lemak: gorengan, daging berlemak termasuk sosis, krim, margarin, mentega, keju, susu, es krim, kulit hewani, fast food, dan kue-kue manis.
    Menghindari makanan sumber kolesterol, seperti : jerohan, otak dan kunig telur.

    PENYAKIT KEGANASAN DAN ALERGI
    Diet pada klien dengan kanker
Kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal, dan pada akhirnya dapat menyerang bagian tubuh dan menyebar keorgan lain (metastase). Kanker adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukan neoplasma ganas, dan ada banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker.
Tujuan dari penatalaksanaan nutrisi penderita kanker yaitu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal, mencegah penurunan berat badan secara berlebihan, mengurangi keluhn (mual, diare, muntah), dan mengupayakan perubahan sikap dan prilaku terhadap makanan oleh pasien dan keluarganya. Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam pengaturan diet pada penderita kanker adalah sebagai berikut:
    Energi diberikan tinggi, yaitu 36 kkal/kgBB/hari, untuk laki-laki, dan sebesar 32 kkal/kgBB/hari untuk perempuan. Apabila pasien dalam keadaan gizi kurang, maka kebutuhan energi menjadi 40 kkal/kgBB/hari untuk laki-laki dan 36 kkal/kgBB/hari untuk perempuan.
    Protein diberikan tinggi, sekitar 1-1,5 g/kgBB/hari.
    Lemak diberikan sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total.
    Karbohidrat diberikan cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
    Vitamin dan mineral diberikan cukup, terutama vitamin A, vitmin B kompleks, vitamin C, dan vitamin E bila perlu ditambah dalam bentuk suplemen.
    Rendah iodium apabila sedang menjalani medikasi radioaktif internal.
    Apabila imunitas menurun (leukosit <10ul) atau pasien akan menjalani kemoterapi agresif, pasien harus mendapatkan makanan yang steril.
    Apabila pasien mengalami anorexia, dianjurkan makanan yang disukai atau yang dapat diterima walaupun tidak lapar, hindari minum sebelum makan. Apabila ada masalah pengecapan, maka makanan dan minuman diberikan dengan suhu kamar atau dingin, tambahkan bumbu makanan yang sesuai untuk menambah rasa, minuman diberikan dalam bentuk segar seperti sari atau jus buah. Apabila ada kesulitan mengunyah atau menelan, minum dengan menggunakan sedotan, diberikan dengan suhu kamar atau dingin, bentuk makanan disaring/makanan cair, dan hindari makanan yang terlalu asam atau asin. Apabila mulut kering, makanan/minuman diberikan pada suhu dingin, dalam bentuk makanan cair, mengunyah permen atau hard candy. Apabila pasien mengalami mualdan muntah, maka berikan makanan kerin, dan hindari makanan yang merangsang, makanan lemak tinggi, terlalu manis, serta batasi cairan pada saat makan.
    Diet pada klien dengan alergi makanan (food alergy)
Alergi makanan adalah kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap bahan makan.alergi makanan dimasyarakat merupakan istilah ummum untuk menyatakan reaksi simpang terhadap makanan termasuk didalamnya proses non-alergi yang sebenarnya lebih tepat disebut intoleransi. Intoleransi makanan merulakan reaksi terhadap makanan yang bukan reaksi imunologik, misalnya reaksi toksik, reaksi metabolik, dan reaksi indiosinkrasi.
Tujuan dari penatalaksanaan nutrisi penderita alergi yaitu untuk menghindari gejala lebih lanjut, memperbaiki toleransi makanan pasien, serta mempertahankan status gizi optimal. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
    Beberapa makanan harus dihindari yaitu susu, telur, ikan dan kacang, merupakan makanan-makanan yang banyak ditemukan sebagai penyebab gejala alergi (indeks alergenitas tinggi).
    Menyingkirkan makanan-makanan yang dikemukakan sendiri oleh penderitanya sebagai penyebab gejala alergi.
    Pemberian ASI sangat dianjurkan pada bayi.
    Sayur mayur dapat dianjurkan sebagai pengganti buah, daging sapi atau kambing sebagai pengganti telur ayam dan ikan.
    Makan direstoran kurang aman dan dianjurkan selalu membaca label bahan-bahan makanan jika membeli makanan jadi.

    Diet pada klien dengan atshma

    PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
    Diet pada klien dengan hepatitis
Hepatitis merupakan peradangan hati yang bisa disebabkan oleh virus (A,B,C,D dan E), konsumsi alkohol yang berlebihan dan zat-zat kimia hepatoksik seperti klorofom serta karbon tetraklorida. Dalam keadaan lanjut hepatitis yang kronis akan menjadi sirosis hepatis.
Tujuan dari penatalaksanaan nutrisi penderita penyakit hati yaitu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan diet pada panderita penyakit hati adalah:
    Energi diberikan tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/kgBB.
    Lemak diberikan cukupyaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis  lemak.
    Protein diberikan tinggi 1,25-1,5 g/kgBB agar terjadi anabolisme protein. Pada kasus hepatitis fulminan dengan nekrosis dan gejala ensefalopati yang disertai peningkatan amonial dalam darah, pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma. Yaitu sebanyak 30-4-g/hari. Pada sirosis hati terkompensasi, protein diberikan sebanyak 1,25 g/kgBB. Asupan minimal protein hendaknya 0,8-1 g/kgBB. Protein nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses. Namun sering timbul keluhan berupa rasa kembung dan penuh. Diet ini dapat mengurangi status ensefalopati, tetapi tidak dapat memperbaiki keseimbangan nitrogem.
    Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Apabila diperluka, dapat diberikan sumplemen vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin K serta mineral seng dan zat besi bila ada anemia.
    Natrium diberikan rendah bergantunng tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapatkan diuretik, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
    Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali ada kontraindikasi.
    Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai dengan kemampuan saluran cerna.
    Diet pada klien dengan gastritis
Gastritis atau lebih dikenal dengan istilah maag adalah peradangan lambung, disebabkan karena produksi asam lambung yang tinggi sehingga mengiritasi lambung.
Tujuan pemberian nutrisi pada pasien gastritis adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan. Hal-hal yang perlu diperhatikann dalam pengaturan diet pada penderita gastritis adalah sebagai berikut:
    Energi dan protein diberikan cukup sesuai kemampuan pasien untuk menerima makanan.
    Lemak diberikan rendah yaitu sebesar 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
    Rendah serat terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
    Rendah laktose, apabila ada gejala intoleransi laktose, umumnya tidak dianjurkan minum susu yang banyak.
    Cairan diberikan cukup, apabila terjadi muntah.
    Fase akut, dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung.
    Mudah cerna, porsi kecil, dan sering, dengan mempertimbangkan konsistensi dan bentuk makanan, frekuensi dan cara pemberian makanan sesuai dengan kondisi gastritisnya.
    Diet pada klien dengan gastroenteritis

    DIET PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT PARU (TBC)
    PENCEGAHAN & PENANGANAN KEKURANGAN VITAMIN, ANEMIA, CACINGAN DAN KEP
5.1 Pencegahan dan penanganan kekurangan vitamin
Defisiensi vitamin merupakan penyebab kebutuhan paling sering ditemukan pada anak-anak.
Beberapa hal berikut yang perlu dilakukan dalam pencegahan dan penanganan kekurangan vitamin yaitu:
    Pendekatan berbasis pangan yang mencakup diversifikasi, edukasi gizi dan fortifikasi makanan pokok dan makanan dengan nilai tambah.
    Suplementasi vitamin
    Intervensi kesehatan masyarakat seperti; imunisasi, pemberian vitamin dan promosi pemberian ASI
    Suplementasi post partum

5.2 Pencegahan dan penanganan anemia
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia lebih didasari dengan pengobatan penyakit yang melatarelakangi penyebabnya misalnya, TBC, cacingan, dan lain-lain. Sehingga selain penanggulangan anemia juga disertai pengobatan penyakit-penyakit tersebut.
Upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan menanggulangi anemia karena kekurangan zat besi adalah sebagai berikut:
    Meningkatkan konsumsi zat besi dari sumber alami melalui penyuluhan
    Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan : menambahkan zat besi, asam folat, vitamin A dan asam amino esensial pada bahan makanan yang dimakan secara luas oleh kelompok sasaran sasaran 
    Suplementasi zat besi-folat secara rutin dalam jangka waktu tertentu untuk menentukan kadar Hb.




5.3 Pencegahan dan penanganan cacingan
Cacingan merupakan salah satu masalah utama kesehatan anak Indonesia. Sanitasi yang buruk dan masih kurangnya kesadaran pola hidup bersih merupakan penyebab utama tingginya jumlah penderita cacingan.
Upaya pencegahan dan penanganan cacingan antara lain sebagai berikut:
    Penggunaan air bersih
    Menegakkan gerakan cuci tangan
    Pemilihan makanan bersih baik dari sumbernya maupun pengolahannya
    Penyuluhan guna meningkatkan gaya hidup bersih dan sehat
    Anjurkan minum obat cacing secara teratur 6 bulan sekali

5.4 Pencegahan dan penanganan kekurangan energi dan protein (KEP)
Penyakit akibat KEP dikenal dengahn kwashiorkor, marasmus dan marasmic kwashiorkor. Kwashiorkor disebabkan karena kurang protein, marasmus disebabkan karena kurang energi, dan marasmic kwashiorkoh disebabkan karena kurang energi dan protein.
Penanggulangan KEP diprioritaskan pada daerah tertinggal/miskin baik dipedesaan / perkotaan. Kegiatan pencegahan dan penanggulangan KEP meliputi:
    Meningkatkan upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita
    Peningkatan gerangan sadar pangan dan gizi
    Peningkatan pemberian ASI secara eksklusif
    Penanggulangan KEP pada ibu hamil
    Penangganan khusus KEP berat secara lintas program dan lintas sektoral.
    Pengembangan sistem rujukan pelayanan gizi di posyandu dalam rehabilitasi gizi terutama didaerah miskin.





























    IDENTIFIKASI KEBUTUHAN GIZI KLIEN
Yang harusdilakukanperawatuntukmengetahuikeadaangizipasienyaitudenganmendapatkan data tentangpasentersebut yang berhubungandengankebutuhangizidengancaramelakukanpengkajianuntukmengetahui status gizidankebutuhangizipasien : meliputipemeriksaanfisik, observasi, danwawancara
    Pemeriksaanfisikdengancara :
    ukurberatbadan
    tinggibadan
    pengukurankeseimbanganenergidengancaramengukur IMT (Indeks  Masa Tubuh) 
    Observasi /pengamatankondisiumumsepertiadanyamukapucat, lemas, tidakbergairah, tidakadakemauan , kelihatankurus, matacekung, kulitkering, rambutkusam, tidaknapsumakan , anemis, padaanakterlihatpertumbuhandanperkembangan yang terlambat.
    Wawancara :denganmenanyakankeluhanpasen, riwayatpenyakit, riwayatpengobatan , kebiasaanmakan , tingkatpendidikanpasien/orang tua, pekerjaan, tingkatekonomi , keadaanlingkungan social/budaya.

Setelehselesaiperawatmelakukanpengkajianmakadidapatkansejumlah data yang kemudiandapatmenentukanmasalahmisalnyapasienmengalamikuranggizidalamhalpemenuhankarbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral atau yang berhubungandenganpenyakittertentu.

    KOLABORASI 
Perawatdalamhalinimenjalankanperannyasebagaikolaboratoryaitumelaksanakankerjasamadengantimkesehatan lain  dalammasalahgiziyaitudengandokter , danahligizi, yang selanjutnyadoktermelaksanakanpemeriksaan diagnostic /laboratoriumdanmenentukanmasalahkesehatan yang berhubungandenganpenyakitnyamisalnyaadanyahipertensi, gagalginjal,  tuberkulosis, diabetes, danlain-lain.

Perawatbekerjasamadenganahligiziuntukmenentukan diet atauukuranmakanan yang dibutuhkanpasien.sesuaidengankondisinya.




    PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NUTRISI DAN DIET
Perawatmelaksanakanperannyasebagaiedukatoryaitumemberikanpendidikankesehatandalamhalinipendidikantentangnutrisidan diet yaitumenjelaskantentang :
    Pentingnyanutrisi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air) bagitubuhsepertiuntukmenghasilkanenergi, untukmembangundanuntukmemeliharajaringantubuh. 
    Menjelaskansumbermakanan yang mengandungunsurmakankarbohidrat, protein, lemak, vitamin mineral dan air)
    Menjelaskanpentingnyaasupangizi yang cukupsesuaikebutuhantubuh.
    Menjelaskanbahanmakanan yang baikdandapatmenjagakesehatan
    Menjelaskan diet yang sedangdijalankanolehpasiensehubungandenganpenyakitnya
    Menjelaskanpadakeluargatentangmakanan yang sehat agar dapatmembantupasienmengikutidietnyadenganbenar.

0 Response to "SUPLEMEN NUTRISI DALAM TUBUH (KEPERAWATAN)"

Posting Komentar